Harian Pristiwa Terkini
Top NewsIndeks
Berita  

KYAI OBAY SOBARI, KYAI KAMPUNG YANG GIGIH MENDIDIK ANAK-ANAK NEGERI

TERKINI

Liputan7aktual.com, Curug, – Dua Babinsa Koramil 02/Curug Monitoring Bazar Rakyat di Bencongan Kyai Obay Sobari merupakan Ustadz muda dari Kitri Bakti, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kyai Obay Sobari, demikian biasa masyarakat memanggilnya, lahir dan besar di Kitri Bakti Curug Tangerang merupakan murid sekaligus menantu dari Almaghfrlah Al Alim Abi Muchtar Sesepuh ulama besar curug Tangerang.

Kyai Obay Sobari bukan tokoh populer, bukan kiai besar, atau pengasuh pesantren yang memiliki ribuan santri. Ia hanya dikenal guru mengaji di majelisnya yang kecil sederhana di Kitri Bakti depan Gedung Diklat Pemda Kabupaten Tangerang, selebihnya ia banyak mengajar di beberapa pengajian masjid-masjid di lingkungan kecamatan Curug Tangerang.

Kyai Obay Sobari terkenal sebagai guru yang baik hati, Ngajar ngajinya juga mudah dipahami. Jika ada santri yang salah tidak pernah dimarahi malah diberinya makanan kecil supaya tetap semangat mengaji.

Kehidupan sehari-hari Kyai Obay Sobari berjalan selayaknya masyarakat pada umumnya. Bertani, ngajar ngaji, juga menjadi Imam sholat dan khotib Jum’at. Sesekali memenuhi undangan Masyarakat untuk memberi tausyiah dalam acara hajatan atau tahlilan.

Kyai Obay Sobari terkenal akan kesederhanaan, juga kerendahan hatinya. Masyarakat mengungkapkan, Kyai Obay Sobari adalah pribadi yang bersahaja. Kyai Obay Sobari itu sangat sederhana. Rendah hati juga. Orang-orang selalu masih ingat kerendahan hatinya dulu.

Kehidupan beliau sangat sederhana, bahkan terkadang kekurangan. Tidak pernah keluar sedikitpun kata “kurang” yang keluar dari mulutnya, justru malah sebaliknya beliau selalu bersyukur. Berpuluh tahun mengajar mengaji beliau tidak pernah meminta bayaran materi.

Dalam sebuah pengajian, Kyai Obay Sobari pernah menuturkan tentang panggilan kyai atau ustadz padanya. Baginya, kiai atau ustadz adalah penyematan gelar yang berat untuk dipikul oleh dirinya yang dirasakan masih banyak kekuarangan, Ia lebih senang dipanggil sebagai mang Obay.

Kiai atau ustadz itu apa kata Kyai Obay Sobari pada sebuah pengajian. Semua itu ada aturanya kenapa seorang diangap sebagai kiai. Kalian terlebih saya pribadi jangan berharap dipangil kiai. Jadi kiai itu berat, Jalani aja, sampaikan apa yang kamu tahu dan berharaplah hanya kepada Allah SWT,” katanya Kyai Obay Sobari menjelaskan.

Itu adalah nasehat Kyai Obay Sobari kepada santri-santrinya. Semoga kisah ini bisa bermanfaat bagi kita semua bahwa kebaikan tidak harus butuh pengakuan tetapi kebaikan harus ditujukan mellaui perilaku nyata sehari-hari. Sebaliknya, keburukan pada siapapun harus disembunyikan dengan berusaha diganti dengan kebaikan. Karena di situ letak ujian manusia, antara baik dan buruk bisa silih berganti, tugas kita Bersama adalah mempertahankan dan memperbanyak kebaikan untuk menghilangkan keburukan dari dari diri kita.

 
         
 
  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *