Berita  

Heni Ekawati, Membuka Akses Informasi PON XXI  

TERKINI

Liputan7aktual.com, – Banda Aceh, 20 September 2024 – Di tengah hiruk-pikuk dan persaingan prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara 2024, terdapat sosok wanita kuat yang berjuang untuk memastikan informasi dapat diakses oleh kalangan disabilitas.

Dia adalah Heni Ekawati, juru bahasa isyarat di Media Center PON XXI Wilayah Aceh. Setiap hari, Heni berdiri di depan kamera, bukan untuk mencari ketenaran, tetapi untuk misi mulia—menerjemahkan informasi bagi penyandang tunarungu.

Wanita yang lahir di Takengon, Aceh pada 27 Juli 1982 ini memiliki peran yang sangat penting. Setiap kali ada siaran pers, Heni tampil sebagai penyaji bahasa isyarat. Dari pagi hingga malam, ia bekerja tanpa henti.

“Saya bekerja dari jam 10 pagi hingga malam, sekali tampil antara 30-40 menit. Memang melelahkan, tapi saya menikmatinya. Terutama karena PON XXI ini bukan hanya pertaruhan nama daerah, tetapi juga nama Indonesia,” ujarnya di Banda Aceh, Kamis (19/9/2024) sambil tersenyum.

Bagi Heni, tugas ini lebih dari sekadar pekerjaan. Ia merasa bangga menjadi bagian dari PON XXI, terutama karena dapat berbagi informasi dengan penyandang tunarungu yang sering terabaikan.

“Alhamdulillah, kehadiran saya di sini sangat berarti bagi kaum tunarungu. Mereka bisa merasakan dan mengetahui informasi tentang PON XXI Aceh-Sumut,” ungkapnya dengan penuh rasa syukur.

Menariknya, Heni memulai karir sebagai juru bahasa isyarat dengan cara yang unik. Ia belajar bahasa isyarat secara otodidak pada tahun 2008, ketika ia berinteraksi dengan anak-anak tunarungu di sekolah. Dalam waktu satu tahun, Heni sudah fasih menggunakan bahasa isyarat, dan sejak saat itu, ia mendedikasikan hidupnya untuk meningkatkan derajat kaum disabilitas.

Ibu dari dua anak ini mengakui bahwa belajar bahasa isyarat tidaklah mudah. Namun, berkat tekad dan kemauannya yang kuat, ia akhirnya mampu berkomunikasi dengan bahasa isyarat.

“Saya berusaha mengabdikan diri kepada anak-anak luar biasa itu,” tegas Heni yang menyukai olahraga voli dan bulu tangkis sejak kecil.

Dalam perjalanan kariernya, Heni sering diundang untuk menjadi juru bahasa isyarat di berbagai acara pemerintah. Ia dipercaya untuk berbagai kegiatan resmi, mulai dari acara Gubernur Aceh, Dinas Pendidikan, hingga kegiatan di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Bank Indonesia. Saat ini, Heni juga menjabat sebagai Kepala Sekolah Luar Biasa di Yayasan Pendidikan Disabilitas Insani (YAPDI) Banda Aceh.

Dengan dedikasi dan keterampilan yang tinggi, Heni telah membuka akses informasi yang lebih luas bagi penyandang tunarungu di seluruh Aceh. Baginya, PON XXI bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga momen berharga untuk memperjuangkan inklusivitas dan kesetaraan bagi semua kalangan.

Heni percaya bahwa informasi adalah hak setiap orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan. “Saya berusaha mengabdikan diri kepada anak-anak luar biasa itu,” tegas Heni yang selalu bersemangat.

Perjuangannya di balik layar PON XXI menjadi inspirasi bahwa tidak ada batasan dalam berbagi informasi, dan bahwa semua orang berhak merasakan momen besar seperti PON, tanpa terkecuali. Kehadiran Media Center PON XXI, yang menyediakan fasilitas Juru Bahasa Isyarat, merupakan dukungan nyata dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mendukung inklusivitas dalam penyebaran informasi. Ini memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, dapat mengakses informasi yang akurat dan relevan. Melalui berbagai inisiatif, Kominfo berupaya menciptakan ekosistem komunikasi yang ramah bagi seluruh warga negara, tanpa memandang keterbatasan.

Dengan menghadirkan juru bahasa isyarat, Kementerian Kominfo menunjukkan komitmennya untuk menyediakan layanan informasi yang inklusif. Kominfo juga mendorong penyediaan platform dan teknologi yang mendukung kebutuhan khusus, seperti teks alternatif dan alat bantu dengar, sehingga seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dalam momen penting nasional seperti PON.

Dukungan ini sejalan dengan visi Kominfo untuk membangun masyarakat digital yang inklusif, di mana setiap orang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan informasi, pendidikan, dan kesempatan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan nasional.

Langkah ini menunjukkan bahwa inklusivitas bukan hanya sekadar slogan, tetapi menjadi bagian integral dari pembangunan komunikasi dan informasi di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *