LIPUTAN7 AKTUAL, PACITAN, – Ditengah stigma miring tentang wartawan yang kerap dianggap “tukang cari kesalahan” bahkan direndahkan dengan sebutan “wartawan bodrek”, muncul sosok muda yang mampu membalikkan pandangan itu. Ia adalah Jefri Asmoro Diyatno, seorang sarjana yang baru saja lulus tahun 2024 kemarin dan kini berprofesi sebagai jurnalis media online.
Namun, yang membuat publik kagum bukan semata-mata karena profesinya sebagai wartawan, melainkan karena pilihan beraninya untuk menjalani pekerjaan lain yang tak biasa: menjadi kurir 24 jam nonstop. Ya, di sela-sela aktivitasnya meliput berita, Jefri juga membuka jasa delivery kebutuhan pokok, makanan, hingga minuman, dan siap mengantarkan kapan pun warga membutuhkan.

Profesi wartawan seringkali dipandang sebelah mata. Tak jarang, masyarakat masih menempelkan label negatif: wartawan hanya muncul saat ada masalah, atau bekerja sekadar untuk mencari sensasi. Jefri ingin menghapus stigma itu dengan tindakan nyata.
“Bagi saya, wartawan bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan hati. Sama halnya dengan kurir, ada kepuasan tersendiri ketika bisa membantu orang lain, meskipun itu hanya mengantar belanjaan tengah malam,” ujar Jefri saat diwawancarai wartawan pada Jumat, 3 Oktober 2025, ditengah kesibukannya menjadi kurir dengan pelayanan 24jam.
Dengan langkahnya ini, Jefri berhasil menunjukkan bahwa wartawan sejati bukan hanya perekam peristiwa, tetapi juga pengabdi bagi masyarakat.
Perjalanan ini berawal ketika ia baru saja menuntaskan kuliahnya di tahun 2024 kemarin. Sadar dunia kerja semakin ketat, ia memilih untuk tidak hanya menunggu peluang, melainkan menciptakan peluang. Dengan motor yang ia miliki, Jefri mulai merintis usaha kecil-kecilan: melayani antar belanja, makanan, dan kebutuhan warga.
Awalnya hanya sebatas tetangga dan teman dekat. Namun, seiring berjalannya waktu, komitmennya yang siap 24 jam nonstop membuat namanya cepat dikenal luas. “Kadang ada pelanggan pesan jam 2 atau 3 pagi. Kalau saya bisa, ya saya jalankan. Karena bisa jadi orang benar-benar butuh,” kisahnya.
Yang membuat kisah ini semakin inspiratif adalah caranya membagi waktu. Pagi hingga sore, Jefri tetap menjalankan tugas sebagai jurnalis: meliput berita, menulis laporan, hingga mengunggah artikel ke media online selain itu ditengah kesibukannya menulis dia juga melayani jasa kurir sewaktu-waktu menurutnya menulis berita tidak serepot saat delivery untuk kebutuhan masyarakat. Namun, ketika malam tiba, ia berganti peran menjadi kurir secara penuh, dan mengantarkan pesanan pelanggan dari warung, minimarket, hingga depot makan.
Perpaduan dua profesi ini membuat banyak orang kagum. Di satu sisi, ia tetap idealis dalam menulis berita. Di sisi lain, ia membumi dengan melayani kebutuhan masyarakat secara langsung.
“Tidak ada pekerjaan yang hina, yang penting halal dan bermanfaat. Buat saya, ini bagian dari perjuangan,” tegasnya.
Kisah Jefri kini banyak dibicarakan, terutama di kalangan anak muda Pacitan. Banyak yang terinspirasi oleh keberaniannya. Di era ketika sebagian orang lebih memilih gengsi daripada bekerja serabutan, Jefri justru tampil berbeda: ia menunjukkan bahwa kerja keras adalah jalan menuju keberhasilan.
“Kadang kita malu kalau harus kerja di luar bidang kuliah kita. Tapi kalau menunggu terus, kapan kita maju? Yang penting kita bisa bertahan, dan bisa membantu orang lain,” ujarnya penuh keyakinan.
Salah satu pelanggan yang pernah dilayaninya bahkan memberikan testimoni: “Salut dengan Mas Jefri. Jarang ada anak muda yang rela keluar malam hanya untuk antar belanjaan. Apalagi dia juga seorang wartawan. Sangat inspiratif,” ucap Ana, warga Pacitan yang juga sering langganan sama jasa kurir yang dijalankan Jefri.
Kisah Jefri Asmoro Diyatno bukan sekadar tentang wartawan yang jadi kurir. Lebih dari itu, ini adalah cerita tentang keberanian menepis stigma, semangat kemandirian, dan dedikasi tanpa henti untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Di tengah kerasnya kehidupan, Jefri memberi teladan: bahwa sukses tidak selalu berarti punya jabatan tinggi atau gaji besar. Sukses sejati adalah keberanian untuk terus berjuang, beradaptasi, dan tetap rendah hati dalam melayani sesama.
Kisahnya seakan berpesan kepada generasi muda: jangan takut untuk mencoba jalan baru, jangan gengsi untuk bekerja keras, dan jangan pernah menyerah pada keadaan. Karena dari kerja keras yang tampak sederhana, bisa lahir inspirasi yang menggerakkan banyak hati.***
Tim Redaksi